MANFAAT BAGI PERUSAHAAN DALAM
MENERAPKAN ETIKA BISNIS
Penerapan Etika pada
Organisasi Perusahaan
Dapatkan pengertian moral
seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban
diterapkan terhadap kelompok
seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai
perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang
muncul atas masalah ini :
Ekstrem pertama,
adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang
mengikat, organisasi
memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan
bertindak seperti individu
dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat
mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan
mereka dan bahwa tindakan
mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam
pengertian yang sama yang
dilakukan manusia.
Ekstrem kedua,
adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal
berpikir bahwa organisasi
bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal
mengikuti standar moral atau
mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis sama
seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta
mentaati peraturan formal
yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih
tidak masuk akal untuk
menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena
ia gagal mengikuti standar
moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal
bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan
perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
indivdu-individulah yang
harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan
tanggung jawab moral :
individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
perusahaan karena tindakan
perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan
perilaku mereka. Jika
perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan
tindakan yang dilakukan oleh
individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak
secara moral, hal itu
disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral.
Etika
bisnis merupakan suatu prilaku moral yang dilakukan baik oleh individu maupun organisasi
dalam bidang bisnis. Sering kali sebuah perusahaan yang bagus dicerminkan oleh
etika perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan
Etika Bisnis yang positif :
A. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika
pribadi.
Tidak ada perbedaan yang tegas
antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis
berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
B. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah
bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah
setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah
diterapkan.
C. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan
pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang
dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan
komitmen.
D. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk
mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah
era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh
produknya.
E. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang
tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan
dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
F. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan
bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas
realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika
bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah
perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka
semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.
G. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal
dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap
konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di
dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam
memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya,
ruang lingkup etika bisnis itu universal.
H. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola
dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah
berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri
untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan
bukanlah perusahaan yang beretika.
I. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar
nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara
umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu,
perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
J. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari
kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku
seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.
Di dalam persaingan dunia
usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak
dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidakpuas, rata-rata akan mengeluh
kepada 16 orang di sekitarnya.
Dalam zaman informasi seperti
ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif.
Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara
etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di
dalam dunia bisnis sekarang.
Adapun manfaat perusahaan dalam menerapkan etika
bisnis. Yaitu:
A. Perusahaan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan
menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada
orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
B. Citra
perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka
perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami
peningkatan penjualan.
C. Meningkatkan
motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan
giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
D. Keuntungan
perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan
bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan.
Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah
perusahaan yang beretika.
Beberapa
perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan juga
sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan.
Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :
Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :
a. Fairness (keadilan)
Keadilan adalah
kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal ini ditekankan
agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari
kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.
b. Transparency
(keterbukaan)
Transparasi
adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan.
Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun
akurasinya (keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan,
keadilan, kualitas, standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi
pihak-pihak yang terkait akan dapat melihat dan memehami bagaimana suatu
perusahaan dikelolah.
c.
Accauntability (akuntabilitas)
Akuntabilitas
adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai
wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan dengan
tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite audit dan
resiko yang mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan
merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebai mitra bisnis strategik
berdasarkan best parctice bukan sekedar audit.
Tanggungjawab Perusahaan
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan
sering didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan
perusahaan biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda
yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama
menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas
tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu? Pandangan tradisional berpendapat
bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang diperlukan
perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab. Lain halnya pendapat
para kritikus pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika sebuah
kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan
perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya
tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan kelompok
bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan
tindakan kepada kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah
realitas moral dibalik semua tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang
bergabung secara sukarela dan bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain,
yang bermaksud menghasilkan tindakan perusahaan, secara moral akan bertanggung
jawab atas tindakan itu. Namun demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat
dikatakan “dengan sengaja dan dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu”
untuk menghasilkan tindakan perusahaan atau untuk mengejar tujuan perusahaan.
Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus
bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia
bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di
sebuah perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan
dalam organisasi perusahaan birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan
menghilangkan tanggung jawab moral orang itu.